Ternyata sudah lama sekali saya tidak mengasah kemampuan hati untuk lebih peka merasakan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Di saat ini lah biasanya untaian kata tertuang begitu saja di atas lembaran kertas merah muda dengan goresan pena penuh cinta.
Namun, tampaknya hari ini saya cukup peka untuk menuangkan apa yang saya rasakan dalam sebait puisi.
"Musim berganti...
Gugur berganti dingin, berganti semi dan musim panas datang
Hujan di bulan Juli membuka lembaran kenangan yang telah berlalu di kota ini
Hanya sedetik dan sekelebat kita saling menyapa
Namun kini kau temani hatiku
Hanya sekilas memandang dan bertemu
Entah kapan bisa kutatap lagi senyum itu
Apakah rasa ini hanya semu atau akankah bertahan?
Hanya doa dan harapan yang bisa kupanjatkan
Kepada-Nya pemilik rasa ini
Semoga adanya kau untukku dan temani habiskan sisa usia ini"
Nijmegen, 16 Juli 2012 (setelah sekian lama saya gak "sok puitis")
No comments:
Post a Comment