Saya masih ingat bagaimana gamang dan galaunya rasanya hati ini dua tahun lalu saat harus melangkah pulang kembali ke Indonesia. Pesawat MH 17 yang membawa saya meninggalkan Schiphol terbang diantara mendung dan kabut bulan September. Saat itu saya hanya berujar dalam hati, "Thanks so much for the best 2 years in my life. I don't want to say good bye because I'm so bad at it. I want to say see you. I promise to come back, Holland!" *diiringi backsound Afscheid nemen bestaat niet-nya om Marco Bursato.
Yap, 18 September 2013, MH 17, AMS-CGK
18 September 2015, 03.30 AM, Baciro, Yogyakarta
Kali ini ditemani lagunya RAN "Dekat di Hati" yang mengalun cantik dari iTunes, saya ingin mengenang hari saat saya kembali ke Indonesia.
Mewujudkan mimpi kecil untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Eropa adalah anugerah yang tak hentinya saya syukuri. Namun, menjelang berakhirnya masa itu, saya pun gamang, apa yang akan saya lakukan setelah ini?? (review galau, siapa takut? )
Saat saya melanjutkan S2, saya belum punya pengalaman kerja, saya juga tidak tercatat sebagai staff di suatu institusi, pun tidak ada yang mengikat saya secara hati *tsaahh.. :P
Diantara ketidakpastian hidup di Indonesia nantinya dan berbagai pilihan yang nampak menjanjikan di Holland, disuatu pagi saya berkomunikasi via Skype dengan orang tua di Indonesia. Hanya satu keputusan yang mereka berikan kepada saya "Pulanglah, nak. Ingat cita-citamu untuk mengabdi pada almamater!"
Sungguh saya tak mampu berkata-kata. Orang tua ingin saya pulang, sementara saya masih ingin tinggal di Holland dan mencari kesempatan baru. Semua tampak menyenangkan dan menjanjikan di sana. Lama saya memikirkan kata-kata itu. Hingga akhirnya di pertengahan bulan Juli saya memantau harga tiket pesawat, dan akhirnya terbeli juga tiket kembali. Indonesia aku pulang!!
Sejak saat itu hingga hari kepulangan saya, tak hentinya saya nikmati setiap detik waktu yang tersisa. Berkeliling kota tetangga, berkumpul bersama teman-teman dan keluarga KEMUNI, menjelajah setiap sudut yang belum pernah saya datangi di Nijmegen, hingga mengulang kembali trip ke Paris, sehari setelah saya wisuda. Hari terkahir saya lalui dengan makan malam bersama The Samsuras. Yap, merekalah keluarga yang selalu memberikan kehangatan dan tempat untuk pulang selama saya di Nijmegen. Bang Ary dan Bunda Sofi sudah seperti orang tua saya sendiri dan Meijhorst 1618, 6537 KA adalah tujuan mudik Lebaran saya. Pagi, 18 September 2013, cuaca musim gugur menyambut saya, dingin dan basah, saya pun pergi meninggalkan berjuta kenangan dan cerita di Nijmegen, Holland. Kota kecil di perbatasan Belanda-Jerman yang terasa seperti rumah kedua bagi saya.
Kembali ke Indonesia ternyata memberikan cerita-cerita baru untuk saya. Keputusan saya untuk mengikuti kata-kata orang tua tidak pernah saya sesali, karena saya percaya bahwa inilah jalan yang Allah SWT berikan untuk berkarya dan terus menjadi lebih baik. Dan saya masih percaya bahwa saya akan kembali ke Holland dalam satu purnama untuk mempertanyakan kembali cintanya, bukan untuknya, bukan untuk siapa...*oke.yang.terakhir.ini.drama...*maafkan.
Akhirnya, rasa syukur yang tak henti saya panjatkan untuk setiap nafas dan kesempatan yang diberikan Allah SWT kepada saya hingga detik ini. Meski masih ada PR ketidakpastian yang harus saya kerjakan dan selesaikan, setidaknya PR-PR mimpi saya perlahan mulai pasti...*eehh
Groetjes!
Thanks for share ya ^^
ReplyDeleteWatch movie
Watch movie HD